BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia, akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya.
Kehadiran surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan di lingkungan dunia usaha. Surat kabar pada masa awal ditandai oleh wujud yang tetap, bersifat komersial (dijual secara bebas), memiliki beragam tujuan (memberi informasi, mencatat, menyajikan adpertensi, hiburan, dan desas-desus), bersifat umum dan terbuka.
Surat kabar lahir di abad tujuh belas di mana sudah terdapat pemisahan yang jelas antara surat kabar pemerintah dan surat kabar komersial. Namun, surat kabar pemerintah lebih sering dijadikan corong penguasa saat itu. Hal ini berbeda dengan surat kabar komersial. Pengaruh surat kabar komersial merupakan tonggak penting dalam sejarah komunikasi karena lebih menegaskan perannya dalam pelayanan masyarakat dan buka sebagai terompet penguasa.
Sejak awal perkembangannya surat kabar telah menjadi lawan yang nyata atau musuh penguasa mapan. Secara khusus, surat kabar pun memiliki persepsi diri demikian. Citra pers yang dominan dalam sejarah selalu dikaitkan dengan pemberian hukuman bagi para pengusaha percetakan, penyunting dan wartawan, perjuangan untuk memperoleh kebebasan pemberitaan, pelbagai kegiatan surat kabar untuk memperjuangkan kemerdekaan, demokrasi, dan hak kelas pekerja, serta peran yang dimainkan pers bawah tanah di bawah penindasan kekuatan asing atau pemerintahan diktator. Penguasa mapan biasanya membalas persepsi diri surat kabar yang cenderung tidak mengenakan dan menegangkan bagi kalangan pers.
Terlepas dari adanya kemunduran besar, sejarah juga mencatat adanya kemajuan yang pesat dan menyeluruh dalam rangka mewujudkan kebebasan mekanisme kerja pers. Kemajuan itu kadangkala menimbulkan sistem pengendalian yang lebih ketat terhadap pers. Pembatasan hukum menggantikan tindak kekerasan, termasuk penerapan beban fiskal. Dewasa ini, institusionalisasi pers dalam sistem pasar berfungsi sebagai alat pengendali sehingga surat kabar modern sebagai badan usaha besar justru menjadi lebih lemah dalam menghadapi semakin banyak tekanan dan campur tangan.
Lebih dari itu, penyampaian sebuah berita ternyata menyimpan subjektivitas penulis. Bagi masyarakat biasa, pesan dari sebuah berita akan dinilai apa adanya. Berita akan dipandang sebagai barang suci yang penuh dengan objektivitas. Namun, berbeda dengan kalangan tertentu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih dalam terhadap pemberitaan, yaitu dalam setiap penulisan berita menyimpan ideologis/latar belakang seorang penulis. Seorang penulis pasti akan memasukkan ide-ide mereka dalam analisis terhadap data-data yang diperoleh di lapangan.
Misalnya, analisis tentang Ekonomi Pancasila. Ekonom yang memiliki ideologi sosialis akan menulis dengan analisis yang dibumbui ideologinya. Demikian pula dengan penulis yang memiliki latar belakang kapitalis. Meskipun keduanya memiliki data-data yang sama, tapi hasil analisis keduanya pasti akan memiliki cita rasa ekonomi sosialis dan kapitalis.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah analisis tersendiri terhadap isi berita sehingga akan diketahui latar belakang seorang penulis dalam menulis berita. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap pembaca itu sendiri. Pembaca akan lebih memahami mengapakah seorang penulis (atau institusi pers: Kompas, Republika, Jawa Pos, dan lain-lain) menulis berita sehingga seminimal mungkin menghindari terjadinya respon yang reaksional. Pembaca tidak akan fanatik terhadap salah satu institusi pers dengan alasan ideologi. Artinya, masyarakat akan lebih dewasa terhadap pers.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi (content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analisis wacana (disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Semuanya memiliki tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan target pelaku analisis.
Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orangtua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing.
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik.
Agar komunikasi berjalan efektif harus memenuhi prinsip-prinsip dasar komunikasi; hal inilah yang akan penulis uraikan pada bab selanjutnya.
Berita adalah suatu media informasi yang menceritakan atau menggambarkan suatu kejadian yang terjadi. Dimana mereka harus mencari sumber berita yang akan di informasikan kepada para pendengar mulai dari berita politik, kecelakaan transportasi, olahraga, seputar selebritis dan yang lain-lainya. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka setiap orang bisa dapat dan mengetahui informasi melalui media cetak, elektronik dan televisi informasi yang terjadi.
Untuk penyampain berita itu sendiri, terkadang masih banyak kekurangan, mulai dari cara penyampaianya, isi beritanya dan cara penulisannya, haruslah benar-benar di teliti dan dikaji lagi, apakah berita ini layak di informasikan dan dilihat oleh setiap orang.
Terkadang dalam penyampaian berita, para pembuat berita itu sendiri tidak memperhatikan apakah berita yang mereka sampaikan kepada nara sumber sangat berarti atau tudak menyinggung dari pihak yang diberitakan. Mereka hanya mementingkan informasi yang ada, seperti kabar dari satu orang ke satu orang lainya, sehingga berita yang mereka sampaikan bisa jadi sangat merugikan yang mereka beritakan. Mengakibatkan bisa terjadi berantam, kerusuhan bahkan sampai mengakibatkan peperangan.
Berangkat dari permasalahan yang akan timbul dari penyampaian berita disini penulis akan membahas mengenai Etika Berkomunikasi Dalam Penyampaian Berita. Sehingga penyampaian berita itu sendiri bisa dimengerti, dan tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan konflik dimana-mana.
1.2 Permasalahan
Dengan adanya permasalahan yang akan dihadapi oleh pembuat berita, dalam memberikan keputusan hasil berita yang diambil terhadap nara sumbernya harus sangatlah benar dan bermanfaat.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi (content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analisis wacana (disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Semuanya memiliki tujuan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan target pelaku analisis.
Analisis bingkai (frame analysis) berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari media, analisis bingkai menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi aspek-aspek yang lain. (Anonimous, 2004:–). Analisis bingkai merupakan dasar struktur kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas. (King, 2004:–). Menurut Panuju (2003:1), frame analysis adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi.
Disiplin ilmu ini bekerja dengan didasarkan pada fakta bahwa konsep ini bisa ditemui di berbagai literatur lintas ilmu sosial dan ilmu perilaku. Secara sederhana, analisis bingkai mencoba untuk membangun sebuah komunikasi bahasa, visual, dan pelaku dan menyampaikannya kepada pihak lain atau menginterpretasikan dan mengklasifikasikan informasi baru. Melalui analisa bingkai, kita mengetahui bagaimanakah pesan diartikan sehingga dapat diinterpretasikan secara efisien dalam hubungannya dengan ide penulis.
1.3 Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan penulis disini adalah supaya berita yang disampaikan haruslah sangat akurat, mendidik dan bermanfaat. Mulai dari cara penulisan, mengabadikan gambar dan cara penyampaiannya, sehingga tidak terjadi kesalah pamahaman karena berita yang disampaikan oleh pembuat berita itu sendiri.
komunikasi adalah suatu proses penyampaian berita dari suatu pihak ke pihak lain dengan mempergunakan suatu sarana untuk mendapatkan saling pengertian antara kedua belah pihak.
Makna adalah balasan terhadap pesan. Kita sudah mengetahui bahwa suatu pesan itu terdiri dari isyarat-isyarat atau simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru timbul, jika ada seseorang yang menafsirkan isyarat atau simbol bersangkutan dan berusaha memahami artinya. Dari segi psikologis, isyarat atau simbol bertindak selaku perangsang untuk membangkitkan balasan di pihak penerima pesan.
Pada proses komunikasi menggunakan fasilitas e-mail, umumnya pengirim dan penerima
pesan sudah saling mengenal, kalaupun tidak saling mengenal setidaknya pengirim pesan
memiliki kepentingan tertentu terhadap penerima pesan. Kondisi ini menyebabkan proses
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan melalui e-mail cenderung bersifat terbuka
dan tidak tertutup.
Berkaitan dengan pesan yang dikirimkan, karena berbentuk surat, maka alur bahasa yang
digunakan bersifat formal dan berbatas pada penggunaan kata-kata dalam huruf-huruf.
Karena menggunakan kata dalam huruf atau teks maka pemahaman terhadap penerimaan
pesan tergantung pada “ keterbacaan” (pengertian tulisan dalam satu wacana), dan “diksi”
(pilihan kata). Singkatnya dalam efektivitas penyampaian pesan antara sender dan recipient
akan tergantug pada prinsip-prinsip semantik.
Isi pesan dalam e-mail cenderung tidak memiliki makna yang penting (urgent),
tertapi terbatas pada penyampaian informasi untuk keperluan interaksi informatif dan
korepondensif. Isi pesan yang bersifat seperti itu adalah sebagai konsekuensi dari sifat
asynchronous communications yang dimiliki fasilitas e-mail sehingga umumnya sender
tidak mau mengambil resiko terhadap ketidaktepatan (waktu) “sampainya” atau
diterimanya pesan oleh penerima pesan.
Untuk itu diperlukan kerjasama team, dimana team ini akan mempunyai tugas-tugas masing-masing yang akan dijalankan, sehingga untuk berita yang didapatkan sangatlah bermanfaat. Sebelum membahas atau mencari berita yang akan disampaikan, pembuat berita haruslah tahu terlebih dahulu informasi yang akan disampaikan misalkan tentang politik, berarti para pembuat berita harus mengetahui dan memahami apa yang sedang terjadi didalam dunia politik itu sendiri, jangan sampai membahas tentang politik tetapi, malah melenceng membahas olahraga. Ini akan mengakibkan terjadinya kesalah pahaman dalam memberikan suatu informasi berita.
0 komentar:
Posting Komentar