Kiat - Kiat sukses GURU IPS HARUS CERDAS DAN KREATIF serta HARUS INTENSIF LAKUKAN KOLABORASI
Hingga saat ini, pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam pelajaran IPS masih sebatas diskusi dan sesekali dicoba. Belum ada upaya serius para guru untuk melakukan pembelajaran secara terpadu. Padahal pembelajaran terpadu dalam IPS merupakan amanat Stándar Isi yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006. Sulitnya melaksanakan pembelajaran terpadu tersebut dikarenakan kurang intensifnya para guru IPS melakukan kolaborasi pembelajaran. Demikian disampaikan Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) FISE UNY Supardi, M.Pd. saat memberikan pelatihan pengembangan pembelajaran IPS di Ruang Pertemuan SMP IT Darul Hikmah Pakem Sleman baru-baru ini. Pelatihan merupakan kerjasama PPM FISE UNY dengan SMP IT Darul Hikmah dihadiri 25 guru-guru IPS di wilayah Pakem dan sekitarnya.
Pelatihan diisi dengan materi strategi pembelajaran terpadu dalam IPS oleh supardi, M.Pd. dan pengembangan medode dan media pembelajaran IPS oleh Tejo Nurseto, M.Pd. Menurut Supardi, perlu dilakukan koordinasi intensif antara guru-guru IPS khususnya dalam satu rayon. Koordinasi dalam satu rayon akan lebih memudahkan kolaborasi antara guru IPS, sehingga pembelajaran IPS lebih mudah dilaksanakan melalui real teaching. “Melalui real teaching, kita tidak hanya sekedar menjadikan pembelajaran sebagai wacana, tetapi sebagai aksi” tegas Supardi. Ditambahkan Supardi, memang para guru banyak menghadapi kendala dalam pembelajaran IPS, seperti kurangnya dukungan Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah. Tetapi hal tersebut dapat dihadapi melalui sinergitas para guru IPS.
Sementara Tejo Nurseto, M.Pd. saat menyajikan pengembangan metode dan media pembelajaran IPS menegaskan pentingnya keberanian para guru untuk menampilkan sesuatu yang baru di depan peserta didik. Menurut Tejo, pembelajaran kita selama ini kalah oleh tontonan televisi yang banyak tidak mendidik. Salah satunya disebabkan para guru yang monoton dalam mengajar. Padahal perubahan tontonan di layar kaca mengalami perubahan setiap waktu. Untuk itu Tejo berpesan agar guru berusaha menjadikan kelas sebagai bagian yang menyenangkan dan tidak kalah dengan sinetron dan entetainment. “Jangan kita bertampang menjadi sosok menyeramkan dan menjenuhkan di depan peserta didik, tetapi tampillah dengan sosok menyenangkan dan selalu dirindukan!” tegas Tejo.
Pelatihan berlangsung dari pagi sampai sore hari menghasilkan contoh silabus, RPP, dan praktik pengembangan metode dan media pembelajaran. Acara ditutup Wakil Kepala SMP IT Darul Hikmah Drs. Ismoyo. Dalam sambutan penutupan Ismoyo berharap program PPM FISE UNY dilakukan lebih banyak kuantitasnya. “Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kompetensi para guru, terutama guru swasta. Selama ini minim kegiatan pelatihan yang dilakukan Dinas Pendidikan khususnya untuk para guru IPS” harap Ismoyo. (MR SPD).
Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksud agar pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan efisien. Untuk mampu membelajarkan IPS di sekolah guru dituntut cerdas dan kreatif. Tanpa modal itu, mustahil tujuan pembelajaran IPS dapat diterapkan dengan baik di sekolah. Demikian ditegaskan tim pengembang IPS FISE UNY Endang Mulyani, M.Si. ketika memberikan pelatihan pengembangan strategi pembelajaran IPS untuk guru-guru IPS di SMP N 20 Purworejo, Jawa Tengah Sabtu-Minggu (6-7 Februari). Pelatihan juga menghadirkan Dr Muhsinatun Siasah M dan Supardi, M.Pd.
Di hadapan 75 guru-guru IPS se-Kabupaten Purworejo Endang menegaskan bahwa guru harus mampu melakukan rekayasa standar isi menjadi tema pembelajaran yang menunjukkan keterpaduan. “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi belum menunjukkan keterpaduan pembelajaran IPS, tanpa rekayasa para guru kita hanya mengajarkan IPS secara separated” tegas Endang.
Kandidat doktor UNY ini menegaskan, kunci menyusun materi pembelajaran IPS adalah pada penentuan tema yang dekat dengan peserta didik. Mengangkat isu masalah-masalah sosial, kenakalan remaja, pelanggaran hukum, kemiskinan, dan globalisasi merupakan contoh tema-tema IPS yang mendorong siswa mampu mengembangkan ketrampilan intelektual, emosional, dan spiritual. “kita harus mengubah image masyarakat bahwa pembelajaran IPS menjemukan karena banyak hapalan, menjadi pembelajaran yang menarik dan menantang” tambahnya.
Endang berharap para guru mampu menggali potensi dan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik di sekitarnya. Sebagai contoh, dalam membelajarkan materi kegiatan ekonomi, terpenting bagaimana siswa responsif dan berfikir kreatif melaksanakan kegiatan ekonomi positif. Muhsinatun menjelaskan dalam mengembangkan pembelajaran terpadu dalam IPS dapat dengan model integrated dan correlated (correlated). Model integrated merupakan pilihan ideal, karena lebih mudah mengajak siswa berfikir multidimensi. Caranya adalah dengan melihat Kompetensi Dasar-Kompetensi Dasar (KD) yang dapat ditarik menjadi tema pembelajaran. “Guru juga dapat menarik dari berbagai peristiwa dan masalah sosial untuk kemudian dicarikan KD-KD dalam Standar Isi,” tegas Muhsin.
Selain menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan materi pembelajaran kegiatan dilanjutkan praktik peer teaching dipandu Supardi, M.Pd. Ia menegaskan ada beberapa kendala pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam IPS. Selain latar belakang pendidikan guru yang berbasis keilmuan (ilmu-ilmu sosial), kendala lain adalah selama ini model pembelajaran terpadu dirasa lebih sulit oleh sebagian guru. “Memang pada awalnya kita kesulitan melaksanakan, tetapi inilah cara yang paling ideal. Kalau kita yakin dan bertekad terus, pasti bisa” tegas Supardi. (MR SPD/ls)
0 komentar:
Posting Komentar